Kota Bima,Beritabima.com
- Salah satu isu yang dihadapi kabupaten/kota di Indonesia mengenai gejolak
inflasi dengan naik turunnya harga komoditas seperti minyak dan pangan,
sehingga dapat memicu kenaikan harga secara signifikan.
Jika hal ini
tidak ditangani melalui kebijakan yang tepat, maka akan berdampak negatif pada
tingkat daya beli masyarakat.
Kendati
demikian, pemerintah Kota Bima melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
terus berupaya semaksimal mungkin dalam rangka mengendalikan harga bahan
pangan, salah satunya harga beras yang terpantau stabil menjelang musim panen
raya. Upaya yang terus dilakukan yakni rutin melakukan operasi pasar murah.
Baca juga:
Pemkot Bima Kembali Ikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Maret 2024
Pemkot Bima Titip Pesan, Budaya Gotong Royong Terus Dilestarikan
Jelang Puasa, Pemkot Bima Terus Gelar Operasi Pasar
Pj. Wali Kota
Bima melalui Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Bima, Ir.
H. Tafsir menyampaikan operasi pasar murah yang dilakukan saat ini terpantau
lancar dan ramai dikunjungi warga yang hendak belanja kebutuhan bahan pokok.
"Kami
gandeng perum Bulog Bima, dan Perum Bulog menyediakan sebanyak 5 ton beras,
gula 300 kilo, minyak goreng 600 liter, namun yang lebih diminati masyarakat
beras dan minyak goreng," kata H. Tafsir pada operasi pasar murah, di
halaman kantor Lurah Paruga, pada Kamis (14/3/2024).
Tafsir pun
menyoroti kelangkaan dan melonjaknya harga gas elpiji ukuran tabung 3 kg, ia
menuturkan pasokan dari pertamina sebanyak 63 ribu tabung untuk jatah Kota Bima
bulan Januari sampai Februari belum di dropping sehingga terjadi keterlambatan
dan berakibat tingginya harga yang dijual ditengah-tengah masyarakat.
"Ternyata
dari Pertamina sebanyak 63 ribu tabung yang belum di dropping yang memang itu
jatah Kota Bima untuk bulan Januari hingga Februari," ucapnya.
Meski
demikian sambungnya, mengenai harga jual ditengah-tengah masyarakat yang
menjual diatas harga HET, ada harga yang disepakati antara agen dan distributor
dengan harga 18 ribu per tabung.
"Namun
berdasarkan hasil penelusuran kami, masih banyak pengecer yang menjual
melampaui diatas harga satuan, bahkan mencapai 25 ribu hingga 35 ribu per
tabung 3 kg, ini tinggi sekali, secepatnya akan kami tegur dan evaluasi melalui
sistem pengawasan". Jelasnya.
Dengan adanya
operasi pasar murah ini diharapkan harga bahan pokok dapat terjangkau oleh
masyarakat, demikian juga harga gas elpiji dapat segera stabil sesuai HET.
Tutupnya.(RED)