Sumatera Selatan - Menteri
Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengajak generasi muda untuk
bersikap kritis dalam menyikapi pilihan dalam Pemilihan Umum Serentak 2024.
Namun, Menteri Budi Arie juga mengingatkan agar tidak menyebarkan hoaks atau
fitnah.
“Kita
boleh kritik, tetapi harus menjaga ucapan, tidak boleh melontarkan caci maki dan
ujaran kebencian. Bahkan, saat menimba ilmu di sekolah atau kampus, kita
diajarkan untuk menyampaikan sesuatu yang substantif dengan cara yang baik,”
ungkapnya dalam Diskusi Demi Indonesia Cerdas Memilih di Kota Palembang,
Sumatera Selatan, Senin (22/01/2024).
Menkominfo
menyatakan generasi muda boleh bersikap kritis apabila tidak setuju dengan
sebuah kebijakan pemerintah. Namun, menurutnya ada empat hal yang tidak boleh
dilakukan baik dalam ruang fisik maupun digital, yaitu menyebarkan hoaks,
fitnah, ujaran kebencian, dan merendahkan martabat orang lain.
“Tidak
harus selalu setuju. Misalnya, mau dibangun jalan tol Palembang menuju Jambi,
Pak, jangan begini! Kenapa tidak bangun rel kereta saja? Ya, mari kita diskusi.
Debat tidak apa-apa, demokrasi itu membuka ruang untuk terjadinya perbedaan
pendapat,” tegasnya.
Menteri
Budi Arie menekankan kemajuan teknologi digital memungkinkan setiap peristiwa
dengan mudah diperbincangkan publik. Oleh karena itu, Menkominfo mengajak
seluruh siswa-siswi di Sumatera Selatan dan Palembang untuk menjaga kehidupan
berbangsa tetap kondusif. Terutama dalam rangkaian Pemilu 2024 agar menjadi
pesta demokrasi yang jujur dan adil.
“Tidak
dapat lagi disembunyikan, langsung meng-Indonesia. Bahkan kalau isunya besar
bisa mendunia. Kita tidak perlu waktu lama untuk tahu satu peristiwa, capat
sekali informasi ini bergerak. (Jadi mari) Semua bekerja sesuai dengan tugas
masing-masing dan kita wujudkan Pemilu Damai 2024,” ungkapnya.
Menteri
Budi Arie mengimbau generasi muda di Palembang untuk memilih pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilu 2024 berdasarkan rekam jejak,
visi-misi, serta gagasan. Menurutnya, pasangan calon yang berkompetisi saat ini
merupakan putra terbaik bangsa.
“Semuanya
adalah Warga Negara Indonesia terbaik. Nanti lihat saja rekam jejaknya segala
macam. Yang penting harus cerdas memilih Capres dan Cawapres mana yang bisa
membawa Indonesia maju, rakyat sejahtera dan juga kehidupan berbangsa dan
bernegara yang lebih baik,” tuturnya.
Dalam
diskusi juga hadir Rektor Universitas Sriwijaya Taufiq Marwa, Pj. Gubernur
Sumsel Agus Fatoni, Pj. Wali Kota Palembang Ratu Dewa, Komandan Korem 004/Gapo
Brigjen TNI Muhammad Thohir, dan Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal A. Rachmad
Wibowo.
Selain
itu, tampak hadir Kepala Divisi Hukum dan Pengawasan Komisi Pemilihan Umum
Sumsel Nurul Mubarok, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sumsel Herfriady,
dan Ketua Badan Pengawas Pemilu Palembang Yusnar.(RED)