Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Sumber Humas Setkab |
Jakarta, Beritabima.com, - Setelah sempat mengalami penurunan, dalam seminggu terakhir intensitas testing dan tracing COVID-19 di berbagai daerah kembali meningkat. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) pun menyampaikan apresiasinya kepada semua jajaran yang telah mendukung peningkatan dua hal yang sangat penting dalam penanganan pandemi tersebut.
Hal tersebut disampaikannya dalam keterangan pers usai
menghadiri Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di
Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/01/2022).
“Pekerjaan ini mutlak terus dijalankan agar kita dapat
memitigasi hal-hal yang tidak kita inginkan dalam penanganan pandemi ini. Kami
memberikan apresiasi kepada daerah yang telah kembali meningkatkan jumlah testing dan tracing dalam
seminggu terakhir, utamanya sebagian besar wilayah aglomerasi Jawa-Bali. Juga
kami menyampaikan terima kasih pada TNI-Polri yang terus bekerja keras tanpa
lelah-lelahnya,” ujar Luhut.
Dengan membaiknya pelaksanaan testing dan tracing ini,
ujar Luhut, memberikan dampak yang baik juga terhadap level asesmen situasi
pandemi di sejumlah daerah yang sebelumnya sempat memburuk.
“Berdasarkan asesmen 8 Januari, terdapat 29 aglomerasi
yang kembali masuk ke level 1 di daerah Jawa-Bali. Namun, perubahan level ini
akan kami lakukan minggu depan,” ujarnya.
Imbauan untuk Tidak ke Luar
Negeri
Dalam keterangan persnya, Menko Marves juga mengungkapkan bahwa tren
peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi saat ini disebabkan oleh pelaku
perjalanan luar negeri (PPLN) yang kembali ke tanah air. Oleh karena itu,
pemerintah kembali mengimbau masyarakat agar menahankan diri untuk tidak
melakukan perjalanan ke luar negeri yang tidak esensial.
“Presiden secara spesifik menekankan ini tadi, untuk
kita dianjurkan menahan diri dulu beberapa minggu ke depan untuk tidak ke luar
negeri,” ujar Luhut.
Kasus konfirmasi PPLN mendominasi proporsi kasus
harian di Indonesia sehingga menyebabkan kenaikan kasus aktif dan perawatan
pasien COVID-19 terutama di Jawa-Bali. Luhut mencontohkan, pada tanggal 9
Januari kasus konfirmasi harian di Jakarta berjumlah 393 kasus dan hampir 300
kasus di antaranya disebabkan oleh para pelaku perjalanan dari luar negeri.
“Para pelaku perjalanan ini buktinya telah banyak
kembali membawa banyak masalah mengenai Omicron ini. Langkah pengetatan pintu
masuk akan terus dipertahankan untuk mencegah masuknya varian Omicron yang akan
menyebar luas di masyarakat,” ujarnya.
Menutup keterangan persnya, Luhut menyampaikan bahwa meskipun kasus
COVID-19 mengalami peningkatan yang didominasi oleh PPLN, situasi pandemi di
Indonesia masih cukup terkendali.
“Meski kasus terus meningkat, jumlah kematian Jawa-Bali juga terjaga dengan
sangat baik. Hanya satu kematian selama bulan Januari ini yang ditemukan di
Jakarta. Selain itu, kasus konfirmasi di provinsi lainnya relatif
terjaga dengan baik meskipun terdapat sedikit kenaikan di Bali, Banten, dan
Daerah Istimewa Yogyakarta,” ujarnya.