 |
| ilustrasi |
Mataram – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan potensi gempa bumi berkekuatan hingga 8,5 magnitudo yang mengancam wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Letak NTB yang diapit lempeng aktif membuat risiko bencana besar tak bisa diabaikan.
Dilansir dari NTB Satu, Kepala BNPB Suharyanto mengungkapkan hal ini dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 di Mataram, Sabtu (26/4/2025) lalu. Menurutnya, NTB memiliki kekayaan alam dan budaya luar biasa, namun juga menyimpan ancaman serius dari sisi geologi.
"NTB kaya raya akan sumber daya, tetapi risikonya juga tinggi. Potensi bencana tetap mengintai," kata Suharyanto.
Belajar dari pengalaman pahit gempa Lombok 2018, yang merenggut lebih dari 500 nyawa dan merusak ratusan ribu rumah, Suharyanto menekankan pentingnya kesiapsiagaan. "Mungkin sekarang bekas-bekas gempa sudah tak terlihat, tetapi ancaman serupa masih ada," lanjutnya.
Berdasarkan kajian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), NTB rentan diguncang gempa besar. Wilayah ini berbatasan langsung dengan lempeng aktif di utara dan lempeng berbahaya di bawah permukaan.
"Ini bukan soal menakut-nakuti, tapi soal kesiapsiagaan berbasis data ilmiah. Kita tidak tahu kapan akan terjadi, namun kita harus siap," tegas Suharyanto.
BNPB mengimbau seluruh masyarakat NTB untuk aktif mendukung upaya mitigasi bencana dan memperkuat kesiapsiagaan, demi meminimalkan dampak jika bencana benar-benar datang.
